Kustini dalam sambutannya menyambut baik serta mengapresiasi acara tersebut. Ia berharap kegiatan ini dapat menghasilkan rekomendasi bagi para stakeholder yang nantinya berguna untuk penetapan kebijakan perawatan penduduk lansia. “Terlebih informasi yang disampaikan pada kesempatan ini merupakan hasil dari penelitian, sehingga tentunya informasi yang disampaikan bersifat komprehensif yang berdasar pada kondisi real di lapangan”, ujarnya. Agar lansia dapat beraktivitas dan menjalani kehidupan dengan baik, Pemkab Sleman juga telah menetapkan sejumlah kebijakan. Menurutnya pada tahun 2023 ini Pemkab Sleman mengalokasikan anggaran untuk lansia di Kabupaten Sleman sebesar 7 milyar rupiah, diantaranya untuk bantuan pangan dan sandang bagi lansia.
Sedangkan dalam hal pelayanan publik, Pemkab Sleman memiliki inovasi layanan sosial berupa Layanan Antar Rumah atau N(G)ANTAR PAIMAH, yakni Program pelayanan sosial yang memudahkan warga terlantar, lansia dan difabel yang terkendala transportasi dalam mengakses layanan publik.
Selain itu, dalam hal bantuan sosial, Pemkab Sleman menyalurkan sejumlah bantuan bagi penduduk lansia terlantar berdasarkan Keputusan Bupati Sleman 2.22/Kep.KDH/A/2022 tentang Penerima Bantuan Sosial Berupa Uang Kebutuhan Dasar Sandang dan Pangan berupa Uang Jaminan Sosial Bagi Lanjut Usia Terlantar pada Dinas Sosial TA 2022.
“Kami juga memastikan agar penduduk lansia di Kabupaten Sleman dapat dengan mudah mengakses pelayanan kesehatan. Untuk itu pada tahun 2023 ini Pemkab Sleman telah mengalokasikan anggaran pelayanan kesehatan bagi lansia sebesar 336.942.500. Kami targetkan agar pelayanan kesehatan lanjut usia dapat mencapai 100 persen”, jelas rp8888.
“Kami berkomitmen untuk menjadikan Sleman sebagai Rumah Bersama bagi seluruh elemen masyarakat. Untuk itu kami berupaya mencapai visi tersebut diantaranya melalui pemenuhan fasilitas dan pelayanan bagi masyarakat,” imbuhnya.
Prof. Dr drg. Yvonne Suzy Handajani, MKM, dari Pusat Penelitian KesehatanFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta menjelaskan acara ini merupakan diseminasi Studi Komparatif Perawatan Lanjut Usia dan peluncuran Policy Brief bertajuk “Jaringan Perawatan Lansia di Indonesia: Temuan dan Rekomendasi”.
Dijelaskan kegiatan ini bertujuan untuk memahami siapa yang terlibat dalam perawatan lansia, apa preferensi dan kebutuhan lansia, dan bagaimana keluarga lansia dapat didukung oleh layanan kesehatan, lembaga pemerintah, dan non-pemerintah.
“Studi komparatif berbentuk penelitian etnografi ini dilakukan di lima lokasi di Indonesia (DKI Jakarta, Sumatera Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur),” terangnya.